Takalar, 08 Agustus 2025– Tim dosen dari Universitas Muhammadiyah Makassar yang diketuai oleh Ardiana, S.Pd., M.Pd., bersama anggota Nurazmi, S.Pd., M.Pd. dan Nurfadilah, S.Pd., M.Pd., menyelenggarakan program Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Bahan Ajar Digital dengan Pendekatan Multiple Representations Berbantuan Artificial Intelligence (AI) bagi guru-guru di SMAN 4 Takalar.

Kegiatan yang berlangsung di laboratorium SMAN 4 Takalar ini diikuti oleh 25 guru dari berbagai bidang mata pelajaran. Tujuan utama program ini adalah meningkatkan kompetensi guru dalam merancang bahan ajar digital inovatif dengan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI).

Kegiatan resmi dibuka oleh Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum, H. Abd. Jalil, S.Pd., M. Pd. yang menyampaikan apresiasi besar terhadap inisiatif dosen perguruan tinggi dalam mendukung peningkatan kapasitas guru. “Kami merasa bangga karena guru-guru kami mendapat kesempatan belajar langsung mengenai teknologi terbaru dalam pembelajaran. Kehadiran tim dosen memberikan energi baru dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di SMAN 4 Takalar,” ujarnya.

Dalam sesi awal, para guru diperkenalkan pada konsep multiple representations yang menekankan pentingnya menyajikan materi pembelajaran melalui berbagai bentuk representasi seperti teks, visual, grafik, simulasi, dan interaktif digital untuk memperkuat pemahaman siswa. Pendekatan ini semakin relevan di era digital, karena siswa memiliki gaya belajar yang beragam dan membutuhkan akses materi yang lebih variatif.

Selanjutnya, tim dosen mendemonstrasikan bagaimana Artificial Intelligence (AI) dapat dimanfaatkan untuk membantu guru dalam mengembangkan bahan ajar digital. Misalnya, penggunaan aplikasi AI untuk menghasilkan ilustrasi visual, membuat kuis interaktif, merancang skenario pembelajaran adaptif, hingga menyusun modul digital yang mudah diakses siswa.

Ketua tim, Ardiana, menjelaskan bahwa pemanfaatan AI dalam pembelajaran bukan untuk menggantikan peran guru, melainkan sebagai mitra yang memperkaya proses pengajaran. “Guru tetap menjadi aktor utama dalam mendidik, sementara AI dapat membantu mempermudah penyusunan bahan ajar, mempercepat proses desain, dan memberikan inspirasi representasi yang lebih variatif,” jelasnya.

Setelah sesi pemaparan, kegiatan dilanjutkan dengan pendampingan praktis. Para guru dibagi ke dalam grup kecil agar proses pembelajaran lebih efektif dan efisien. Dalam kelompok ini, tim dosen mendampingi guru secara langsung dalam merancang satu produk bahan ajar digital sesuai bidang mata pelajaran masing-masing.

Dengan metode ini, guru tidak hanya menerima materi, tetapi juga langsung mempraktikkan keterampilan baru yang diperoleh. Salah satu peserta, Sumarni, S.Pd.I, menyampaikan kesan positifnya. “Awalnya saya merasa teknologi AI terlalu rumit, tetapi setelah didampingi ternyata sangat membantu. Saya bisa membuat media pembelajaran yang lebih menarik untuk siswa,” ungkapnya.

Selain itu, kegiatan ini juga memperkuat jejaring kemitraan antara perguruan tinggi dengan sekolah mitra. Tim dosen menegaskan bahwa kegiatan tidak berhenti pada tahap pelatihan, melainkan akan dilanjutkan dengan pendampingan berkelanjutan untuk memastikan keberlanjutan program.

Melalui pelatihan dan pendampingan ini, guru-guru SMAN 4 Takalar kini semakin diperlengkapi untuk menghadirkan pembelajaran yang kreatif, relevan, dan berdaya saing. Program ini menjadi contoh nyata bagaimana sinergi antara perguruan tinggi dan sekolah dapat menghasilkan inovasi pendidikan yang berdampak langsung pada peningkatan kualitas belajar siswa.

Dengan semangat kolaborasi, diharapkan kegiatan ini tidak hanya berhenti di SMAN 4 Takalar, tetapi juga dapat menjadi model yang direplikasi di sekolah lain, sehingga semakin banyak guru di Indonesia yang mampu mengintegrasikan multiple representations dan AI dalam proses pembelajaran.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *