Demokrasi dan Budaya Birokrasi

Oleh: (Muh. Saeful, M. Pd/Dosen Unismuh Makassar)

Peristiwa kehidupan sosial politik bangsa dalam bingkai Demokrasi Konstitusional mulai kita rasakan dengan melihat segala pergulatan politik yang mereda dengan sendirinya, artinya sendi-sendi demokrasi secara realitas mulai menemukan relevansinya karena mampu membawa kita pada tatanan berbangsa dan bernegara secara baik.

Tak ada lagi tradisi-tradisi ambiguitas dalam mengawal demokrasi, bagi saya sebagai masyarakat BULUKUMBA pesta demokrasi kemarin sudah cukup baik dan saya apresiatif pada setiap langkah-langkah yang diambil oleh penyelenggara dan semua perangkat hukum sudah cukup matang dalam mengelola demokrasi, demi mewujudkan cita-cita demokrasi itu sendiri meskipun sebenarnya membangun budaya demokratis itu tidak dapat dilakukan sekali jadi, akan tetapi memerlukan proses edukasi, pemahaman dan pengamalan undang-undang.

Dengan kata lain demokrasi bukanlah mesin yang berfungsi dengan sendirinya ataupu mengalir dengan sendirinya, tetapi ia butuh kekuatan, kemanfaatan, dan tanggung jawab yang besar yang di emban oleh setiap warga negara maju bersama, besar bersama adalah bagian dari prinsip demokrasi yang lugas.

Lalu apa kaitan DEMOKRASI DAN BIROKRASI?? tentunya ini memiliki korelasi yang kuat sebab roda pemerintahan tidak akan berjalan mulus jika semua elemen dan komponen tidak saling mendukung. Pemerintahan demokratis adalah dambaan setiap warga negara, asumsinya bahwa pemerintahan demokratis dapat memberi peluang bagi tumbuhnya prinsip menghargai keberadaan individu untuk berpatisipasi dalam kehidupan bernegara secara maksimal atau sesuai dengan filosofi hidup kita sebagai orang Sulawesi Selatan yakni SIPAKATAU, SIPAKAINGE, SIPAKALEBBI.

Filosofi ini adalah modal dasar bagi kita semua untuk lebih percaya bahwa berkehidupan sosial dan bermasyarakat adalah sesuatu yang mutlak kita jalani dan kesemuanya ini tidak terlepas dari dinamika dan masalah-masalah.

Olehnya itu saya mengajak semua elemen bangsa dan masyarakat BULUKUMBA untuk mengawal pemerintahan Bupati yang baru ini ANDI MUCHTAR ALI YUSUF dan ANDI EDI MANAF sebab kita berada pada perahu yang sama dan kemudinya ada pada keduanya, kita akan mengarungi samudra lepas jika salah dalam mengarahkan maka kesemuanya akan tenggelam, semoga ini tidak menjadi mimpi buruk bagi KITA SEMUA.

Kita harus senada dan mendambakan Good Govermance atau tata kelola pemerintahan yang baik, pandangan saya sebagai akademisi sangat menginginkan iklim pemerintahan di BULUKUMBA mesti di bangun dengan HATI bukan ANTI ( Anti Kritik+Antipati ). Proses pencapaian atau perwujudan semua program adalah membangun Birokrasi yang hebat, smart dan briliant.

Jadikan program itu sebagai suatu konsensus dan pilar dari semua sektor menjadi skala prioritas demi tercapainya pembangunan secara merata dan cita-cita dari kata sejahtera, damai, hebat, maju, berkembang bisa terakumulasi menjadi satu. SALAMAKKI TAPADA SALAMA..MALI SIPARAPPE TALLANG SIPAHUA (Muh. Saeful, M. Pd/Dosen Unismuh Makassar)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *